Mengenal Prosedur Kolonoskopi, Pendeteksi Masalah Usus Besar
Posted Date: 16 Dec 2022 08:39:31
Metrohealth - Colonoscopy atau kolonoskopi adalah pemeriksaan bagian dalam usus besar (kolon) dengan menggunakan alat yang disebut kolonoskop. Pemeriksaan ini digunakan untuk mencari tahu apakah terdapat masalah dalam usus besar. Kolonoskopi juga kerap disebut sebagai endoskopi saluran pencernaan bagian bawah. Berbeda dengan endoskopi yang mencakup kerongkongan, lambung, dan usus halus, bagian yang diperiksa pada prosedur kolonoskopi adalah usus besar dan rektum.
Biasanya, dokter merekomendasikan prosedur kolonoskopi ini untuk menyelidiki tanda gejala yang muncul di usus besar. Kolonoskopi dapat membantu dokter untuk mendeteksi, mendiagnosis, hingga mengobati penyebab masalah di usus besar seperti sakit perut, pendarahan, diare kronis, bahkan resiko kanker usus.
Selama prosedur berlangsung, tabung kolonoskopi dengan kamera video kecil di ujungnya dimasukkan ke dalam rektum. Sehingga, memungkinkan dokter untuk melihat bagian dalam keseluruhan usus besar. Tak hanya itu, prosedur ini juga dapat mengangkat jaringan abnormal.
Apakah ada resiko dari melakukan prosedur Kolonoskopi?
Prosedur ini sangat aman dan berguna untuk mendeteksi penyakit. Tentu ada risiko komplikasi seperti sakit perut, infeksi, luka robek, dan sebagainya. Namun, risiko ini dapat dikurangi dengan persiapan yang matang dan perawatan yang tepat.
Risiko komplikasi lainnya karena kolonoskopi dapat meliputi:
Reaksi terhadap obat penenang yang digunakan selama prosedur berlangsung
Pendarahan dari tempat sampel jaringan abnormal lainnya diangkat
Robekan pada usus besar atau dinding rektum (perforasi)
Sebelum melakukan Kolonoskopi
Sebelum melakukan kolonoskopi, pasien diminta untuk mengosongkan usus besar dari feses. Agar usus dapat terlihat jernih dan jelas selama prosedur berlangsung.
Untuk mengeluarkan feses dari usus besar, biasanya pasien akan diminta untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut:
Mengkonsumsi obat pencahar di malam hari jika akan melakukan kolonoskopi di pagi hari.
Melakukan diet selama sehari sebelum melakukan kolonoskopi. dengan mengurangi asupan makanan padat
Menghindari minuman berwarna merah karena dapat disalah artikan sebagai darah selama kolonoskopi
Berpuasa setelah tengah malam sebelum melakukan kolonoskopi
Menghentikan atau mengurangi dosis obat-obatan yang sedang dikonsumsi, termasuk juga vitamin dan suplemen.
Selama prosedur Kolonoskopi
Sebelum memulai tindakan, pasien akan diberikan obat bius terlebih dahulu. Dokter juga dapat mengkombinasikannya dengan obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa tidak nyaman selama prosedur berlangsung. Prosedur kolonoskopi biasanya memakan waktu sekitar 30 hingga 60 menit.
Selanjutnya, langkah - langkah tindakan kolonoskopi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Pasien akan berbaring dengan posisi menghadap ke samping dengan lutut yang ditekuk ke arah dada.
Selanjutnya dokter akan memasukkan kolonoskop melalui dubur hingga sampai ke usus besar. Di ujungnya, terdapat kamera video kecil yang akan mengirimkan gambar ke monitor, sehingga dokter dapat melihat kondisi usus besar.
Setelah kolonoskop mencapai seluruh usus besar, dokter akan memompa udara melalui selang agar dapat mengembangkan usus besar. Sehingga, dapat memberikan penglihatan yang lebih jelas.
Setelah ujung kolonoskop digerakkan dan udara masuk, pasien akan merasakan sensasi kram perut atau keinginan untuk buang air besar.
Dokter dapat memasukkan alat khusus untuk mengambil sampel jaringan abnormal yang ada pada usus besar jika memang diperlukan.
Jika kualitas gambar yang dihasilkan saat kolonoskopi dinilai kurang jelas, dokter bisa mengulang prosedur tersebut. Bila ada bagian usus yang tidak terjangkau kolonoskop, dokter akan melakukan pemeriksaan X-ray dengan bantuan cairan barium (kolonoskopi virtual).
Setelah prosedur kolonoskopi
Setelah prosedur kolonoskopi selesai, pasien harus tetap di ruang perawatan karena dibutuhkan sekitar satu jam untuk mulai pulih dari obat bius. Oleh karena itu, pasien yang melakukan prosedur kolonoskopi harus ditemani oleh keluarga atau kerabat karena butuh satu hari untuk menghilangkan secara total efek dari obat bius. Pasien juga disarankan untuk tidak mengemudi atau kembali bekerja di sisa hari itu.
Disamping itu, pasien akan merasa kembung atau ingin buang angin selama beberapa jam setelah prosedur. Lalu, pasien juga mungkin akan melihat sedikit darah saat buang air besar pertama setelah prosedur. Tidak perlu khawatir, konsultasikan dengan dokter jika darah terus keluar dan disertai nyeri di bagian perut.
Ada beberapa kondisi yang disarankan oleh dokter agar dilakukan kolonoskopi ulang, yaitu:
Terdapat sisa tinja di usus sehingga menghalangi pandangan kamera saat kolonoskopi
Ditemukan lebih dari satu polip atau polip diduga berisiko berkembang menjadi kanker
Diameter polip berukuran lebih dari 1 cm
Polip bersifat kanker
Hasil kolonoskopi positif
Kolonoskopi dikatakan positif jika dokter menemukan polip atau jaringan abnormal di usus besar. Polip yang diangkat selama kolonoskopi dikirim ke laboratorium untuk dianalisis guna menentukan apakah polip bersifat kanker, pra kanker, atau nonkanker.
Hasil kolonoskopi negatif
Sebaliknya, kolonoskopi dikatakan negatif jika dokter tidak menemukan kelainan pada usus besar.
Dokter tetap bisa merekomendasikan pasien untuk melakukan kolonoskopi lagi dalam:
10 tahun, jika pasien berisiko terkena kanker usus besar dan tidak memiliki faktor risiko selain usia atau jika pasien memiliki polip kecil jinak.
1 sampai 7 tahun, tergantung berbagai faktor: Jumlah, ukuran dan jenis polip yang diangkat; riwayat polip pada prosedur kolonoskopi sebelumnya; sindrom genetik tertentu; atau riwayat keluarga kanker usus besar.
Jika MetroFriends ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai pemeriksaan kolonoskopi, dapat langsung menghubungi +62 817-4903-299 atau dapat berkonsultasi langsung dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Digestive Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre.
NHS | American Heritage Medical Dictionary | WEBMD
Powered by Froala Editor